KATA
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena atas segala rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Pendidikan dan Agama (PAI). Makalah ini dapat digunakan sebagai
wahan untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Materi Manusia dan Agama. Makalah ini dibuat sedemikian
rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang materi
agama dan manusia secara lebih lanjut. Makalah ini juga dilengkapi dengan
gambar-gambar sehingga pembaca tidak bosan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan
kepada semua yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan
menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk
menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Agama
dan Manusia, Aamiin.
Lubuklinggau, 03 Oktober 2012
Penyusun
Kelompok III .
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………..............................…………..i
DAFTAR ISI ……………………………………..……....................……...........………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………....………..................................………1
B. Rumusan
Masalah……………………………………...............................……….1
C. Tujuan Penulisan
Makalah……………………….……...............................………2
D. Manfaat Penulisan
Makalah…………………….……...............................………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan
Teori…………………………………………..............................…….3
B. Pembahasan…………………………………………….............................……..5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………...........................………..10
B. Saran………………………………………………..........................…………10
REFERENSI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, dan Agama
merupakan masalah yang sangat penting , karena mempunyai pengaruh besar dalam
pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada Allah dan tetap
berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-agama samawi (agama yang datang dari langit
atau agama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam
individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara
manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang
negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci.
Di samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim
dalam menghadapi berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah
dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang
individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong
menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang
yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila
nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertaqwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Apa Hubungan agama dengan manusia?
2.
Mengapa
manusia perlu memeluk agama ?
3.
Mengapa
islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?
4.
Bagaimana
islam sebagai agama yang lurus ?
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?
2.
Menjelaskan
sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
3.
Menguraikan
mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan
4.
Mendeskripsikan
Islam sebagai agama yang lurus
D. Manfaat Penulisan makalah
Makalah ini disusun
dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca tentang Manusia dan Agama.
Semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada sang pencipta
yaitu Allah SWT aamiin.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan, atau
secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa
Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang
dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup.
Menurut agama Islam itu sendiri,
manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di antara makhluk
ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Dalam Al-qur’an, ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukan kepada manusia.
Kata yang digunakan adalah basyar, insan atau nas dan bani Adam.
Kata basyar
diambil dari kata yang berarti
`penampakan sesuatu dengan baik dan indah’. Dari kata basyarah yang artinya `kulit’. Jadi,
manusia disebut denagn basyar karena
kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara bahasa
disebut juga insan yang dalam bahasa
arabnya, yang berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak
artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
2.
Pengertian Agama
Agama
menurut bahasa sansekerta, agama
berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan
tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat
terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi,
religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
peribadatan yang dilakukan berulang-ulang.
3
Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Istilah
lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan,
tuntutan, keputusan dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran
bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara
dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat,
1965).
Dan secara umum, Agama
adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana penganut-penganutnya
melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar
aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai
berikut :
a.
Aspek
kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
b.
Aspek
ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
c.
Aspek
moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan
baik bagi individu dalam kehidupan.
d.
Aspek
sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat
dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu :
a.
Agama
yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu masyarakat disebut
dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau
agama-agama primitif dan tradisional.
b.
Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang
mengaku mendapat wahyu dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam
bahasa Arab langit disebut samawi),
seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c.
Agama
yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan sehingga
banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian melembaga sehingga
menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat. Agama semacam ini
dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme,
Zoroaster atau Budha.
4
3.
Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya damai atau kedamaian,
salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri atau
tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu sistem
ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat
manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman
hidup manusia di dunia yang berisi peraturan perintah dan larangan agar manusia
memperoleh kebahagaian di dunia dan di akhirat kelak.
B. Pembahasan
1. Hubungan
Agama Dan Manusia
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai
keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang
berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan
kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu
sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih
mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan
bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin”
maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat
islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang
iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah
ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai
tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu
menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminallah) dengan ibadah ghair mahdlah
(hablumminannas) dalam rangka membangun
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai
keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang
berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan
kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu
sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih
mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan
bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin”
maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat
islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang
iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah
ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai
tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu
menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminallah) dengan ibadah ghair mahdlah
(hablumminannas) dalam rangka membangun
5
2. “Baldatun
thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah
SWT.
3.
Sebab-sebab manusia perlu memeluk
agama
Manusia perlu memelukan
agama sebab disamping manusia memiliki
berbagai kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain
digunakan oleh kata Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam
pandangan Al-Qur’an Nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang
berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan
karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk
diberi perhatian lebih besar. Sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
ļŗļ»«ļ»ļ»ļŗļ»®ļŗļ»«ļŗ®ļ»®ļŗ ļ» ļŗļ»¬ļ»£ļ»¬ļ»ļŗļ» ļŗļ»«ļ»ļŗ“ļŗļ»£ļ»® ļŗ²ļ»ļ»§ļ»®
Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna
ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan
dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan
agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai
tantangan, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan
dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang
dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang
secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai
bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari
Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang
kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan
Allah”.(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang-orang mengikuti
keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain
sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan membentengi
manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama.
6
Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini
meningkat, sehingga uapaya
mengagamakan masyarakat menjadi penting.
4.
Islam sebagai agama yang sesuai
dengan fitrah kemanusian
Islam adalah suatu sistem
ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT, diturunkan kepada ummat manusia
dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai agama yang datang
dari Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras
dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran
(bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih
bersifat potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu
dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan
dengan dimensi fisik atau nonfisik, yaitu akal, nafsu , perasaan dan kesadaran
(qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama
kali ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah
manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini,
muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam keagamaan yang
ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia memeluk
agama. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
ļŗļ»¬ļ»³ļ» ļ»ļŗ²ļŗļ»§ļ»ļŗļŗ®ļ»ļ»ļ»°ļŗļ»ļŗļ»Ŗļ»ļ»ļŗļŗļŗļ»ļ»ļŗļ»³ļ»§ļŗ£ļ»¦ļ»³ļŗŖļ» ļ» ļ»ļ»¬ļŗ ļ»ļ»¢ļ»ļŗļ»
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Ar-Rum : 30).
Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada
manusia tersebut dapat pula dianalisis melalui istilah Ihsan yang
digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan manusia. Mengacu kepada informasi yang
diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan
adalah manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak
diketahuinya. Melalui uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam
diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini
memerlukan pembinaan, pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama
kepadanya.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke
arah kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
7
5.
Islam Sebagai Agama yang Lurus
Islam merupakan agama yang lurus karena islam
sebagai hidayah (petunjuk) dalam kehidupan umat manusia sebagai mana firman
Allah dalam surat Al-Baqarah : 38)
“Nanti akan Aku berikan kepadamu
petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku
tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam
kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).
a.
Hidayah
Allah untuk manusia
Hidayah secara istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang diberikan oleh Allah
pada makhluk hidup agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan
menemukan solusi (pemecahan) ‘bagi persoalan hidup yang dihadapinya’. Oleh
karena itu hidayah merupakan alat bantu yang diberikan oleh Allah kepada
makhluk hidup untuk mempermudah menjalani kehidupannya.
Ada 4 tingkat hidayah
yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia, yaitu :
1)
Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk
kehidupan yang diberikan oleh Allah swt. bersamaan dengan kelahiran berupa
kemampuan untuk menghadapi kehidupan, sehingga sanggup untuk bertahapan hidup
(fungsi survival).
2)
Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indera dalam menangkap citra
lingkungan hidup, sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang sesuai
dengannya sehingga menemukan kenyamanan dalam menjalani kehidupan secara
fisikal (fungsi adaptif).
3)
Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan oleh Allah swt.
berupa kemampuan berfikir dan menalar, yaitu mengolah segala informasi yang
ditangkap melalui indera. Dengan kemampuan ini manusia memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanipulasi dan merekayasa
lingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan kenyamanan hidupnya
(fungsi developmental atau pengembangan hidup).
4)
Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Allah swt. Kepada
manusia berupa ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti kehidupan
secara individual dan menata kehidupan secara komunal, bersama-sama orang lain,
sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan
batin dalam menjalani kehidupannya.
8
Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada umat
manusia dengan kedua jenis hidayah
inilah manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Dengan hidayah aqliyyah (kemampuan intelektual),
manusia menjadi berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan binatang
(demikian juga dengan jin dan malaikat). Dan dengan hidayah diniyyah (petunjuk agama), manusia dapat meningkatkan
spiritualitasnya dan mencapai ketingkat yang lebih tinggi dari malaikat
sekalipun.
b.
ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah
menurunkan agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam
menetapkan setiap keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala
kebingungan dan kesesatan.
Firman Allah yang terjemahannya :
“Nanti akan Aku berikan kepadamu
petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku
tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam
kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).
Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar yang Ia ridhoi itu adalah agama islam.
“Sesungguhnya
agama disisi Allah hanyalah ISLAM”. “Pada hari ini
Aku lengkapkan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada mu. Dan Aku
ridhoi Islam sebagai agamamu”. Agama islam, dapat berperan dan berfungsi bagi
manusia yang dapat dikembangkan oleh setiap
individu, sebagai berikut :
1.
Pemberi
makna bagi perbuatan manusia.
2.
Alat
kontrol bagi perasaan dan emosi.
3.
Pengendali
bagi hawa nafsu yang terus berkembang.
4.
Pemberi reinforcement (dotongan penguat)
terhadap kecenderungan berbuat baik pada manusia.
5.
Penyeimbang
bagi kondisi psikis yang berkembang.
9
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Agama menurut bahasa sangsakerta,
agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama
merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan
hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah
Islam. Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat sebab
maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.
Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan
akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang
di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an,
menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan
bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan
agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.
B.
SARAN
Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai
calon pendidik marilah kita mengamalkan tujuan pendidikan islam secara ikhlas
baik lewat pendidikan formalKita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada
nilai-nilai keagamaan sehingga kita bias mendapat dan mencapai keridhaan Allah
SWT.
10
REFERENSI
Tim Dosen
Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam
Tuntunan dan Pedoman Hidup, Value Press, Bandung
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.
Website :
http: www.google.com
http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/10/manusia-dan-agama/
http: www.anakciremai.com/2012/06/10/manusia-dan-agama/
http://agushidayatwrote.wordpress.com/2012/07/10/mengapa-man/
11
Komentar